Benarkah Knowledge Workers bekerja 24-jam sehari 7-hari seminggu?

Melihat dari contoh-contoh keberhasilan para Knowledge Workers kelas dunia, seperti Bill Gates (Microsoft Corp.), Sergei Brin (President of Technology Google), Michael Dell (Dell Computer), Steve Jobs (Apple Computer), Larry Page (Founder Google.com), Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim (ketiganya sebagai founder yang menjual Youtube.com ke Google seharga US$1.7 milyar setelah dibangun dalam waktu hanya 1-tahun) yang merupakan kelompok orang-orang yang terkaya di dunia, maka asumsi bahwa para knowledge workers tersebut bekerja 24-jam sehari, 7-hari per minggu memang ada benarnya.

Mereka tidak hanya bekerja di Kantor, tetapi lebih banyak lagi mereka menghabiskan waktunya siang dan malam di rumah atau di luar kantor untuk menghasilkan karya-karya yang menakjubkan dunia. Begitu bangun tidur, malah sebelum mandi, mereka langsung bekerja dengan PC atau Laptop mereka, baik tengah malam maupun siang hari. Pantas saja mereka begitu cepat berhasil dalam mengembangkan usahanya, sebab jumlah jam kerja mereka adalah beberapa kali lipat jam kerja manusia biasa!

Saya bermimpi bagaimana hebatnya Indonesia kalau saja kita memiliki banyak knowledge workers sekelas contoh-contoh tersebut diatas, sebab jumlah manusia Indonesia saat ini adalah sebesar 240 juta orang, nomor 4 terbesar didunia setelah China, India dan Amerika Serikat.

Mengapakah kita bisa terpuruk selama lebih dari 10-tahun dalam Krismon yang berkelanjutan, sehingga banyak sekali rakyat kita yang menderita cukup lama sekali? Dibawah ini saya ingin mencoba mencari jawaban dan solusinya....

• Perkembangan peradaban dunia berlangsung secara bertahap, yaitu:
• Zaman Batu, dimana kemajuannya berjalan sangat lambat, atau hampir tidak ada kemajuan selama ber-tahun-tahun lamanya, sebab interaksi atau komunikasi, proses belajar-mengajar antar ummat manusia di Zaman Batu ini berjalan sangat lambat. Mungkin karena belum diciptakannya Bahasa yang Baku sebagai alat untuk berkomunikasi. Cara mereka makan adalah mencari apa saja adanya yang dapat dimakan, belum ada pengetahuan cara bertani atau bercocok-tanam.
• Era Pertanian, sudah terbentuk bahasa untuk berkomunikasi yang baku bagi masing-masing kelompok ummat manusia, sudah ada pengetahuan untuk becocok-tanam yang praktis dan efisien. Kemajuan peradban menjadi makin cepat dari tahun-ke-tahun, sebab ada interaksi dan komunikasi yang efektif antar ummat manusia, ada peningkatan ilmu pengetahuan dan kecerdasan, walaupun masih berjalan lambat. Transportasi antar tempat atau kota masih memakai sepeda, gerobag, kuda, dan kereta kuda.
  
• Era Industri (Era Revolusi Industri), dimana kompilasi pengetahuan dan kecerdasan ummat manusia di Era Pertanian menumpuk cukup banyak, sehingga menghasilkan kemajuan yang lebih pesat di berbagai bidang kehidupan manusia, terutama dengan ditemukannya mesin uap, listrik dan motor listrik, mobil dan terutama alat cetak yang dapat memproduksi dokumen2, buku, suratkabar dan majalah secara efisien, cepat dan murah untuk disebar-luaskan kepada seluruh ummat manusia. Transportasi antar tempat atau kota sudah makin cepat menggunakan keretaapi, motor dan mobil, serta telekomunikasi menggunakan alat telegrap dan telpon ongkel, kemudian menjadi telepon suitsing elektro-mekanik.
• Era Sesudah Industri (Post Industrial Revolution) atau Era Masyarakat Informasi, dimana pada era ini terjadi kemajuan yang sangat cepat di bidang ilmu pengetahuan, industri manufacturing, industri software, dan semua aspek kehidupan bangsa.